Suatuhari Bu Evi, guru Bahasa Inggris di SMU Harapan Makmur, memberi tugas siswa kelas sepuluh IPA untuk mencari sebuah artikel di internet yang membahas tentang flora dan fauna. Tugas itu dikerjakan secara berkelompok dan setiap kelompok akan dipilih secara acak. Setelah dilakukan pengacakan terbentuklah beberapa kelompok dan setiap
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Perkembangan teknologi adalah hal yang tidak bisa dihindarkan dan membawa banyak perubahan. Hampir semua aktivitas terasa mudah dikerjakan, akan tetapi banyak dampak yang tidak mudah dikendalikan. Termasuk dalam dunia dan internet layaknya dua sisi mata pedang. Di satu sisi mereka memudahkan setiap aktivitas individu dan membantu siswa dalam mencari informasi apapun terkait pembelajaran di sekolah. Siswa menjadi terbantukan jika ada soal-soal sulit yang jawabannya tidak mereka dapatkan di buku sekolah. Tapi pada sisi lain juga bisa menjadi candu yang berbahaya dan mengurangi kemampuan berpikir kritis dari para sebagai garda terdepan dunia pendidikan, para guru belum memahami sepenuhnya paradoks perkembangan teknologi dan internet ini. Guru justru menggunakan kemudahan yang ditawarkan teknologi dan internet dalam meringankan beban kerja mereka, tapi tidak memikirkan dampak negatif yang bisa ditimbulkan terhadap siswa. Pada tingkat pendidikan menengah ke atas, mendidik siswa melalui gawai seolah menjadi sebuah kebiasaan, dan berkembang menjadi budaya baru. Dengan harga gawai dan paket internet yang terjangkau, guru seolah berpikir setidaknya setiap siswa mereka dibekali gawai dan nomor telepon selular oleh orang tuanya. Dengan begitu, guru akhirnya menjadi lebih sering memberi tugas melalui aplikasi pesan. Tak jarang pula, informasi terkait sekolah dan tugas-tugas anak didik disampaikan lewat pesan singkat secara mendadak. Kondisi ini akhirnya membebani beberapa orang tua siswa. Mereka mau tidak mau harus membekali anak-anak mereka dengan gawai supaya tidak ketinggalan informasi tugas sekolah. Padahal, tidak semua orang tua dan siswa mampu dan mau membeli gawai dan paket aplikasi WhatsApp di gawai anak saya misalnya, terdapat beberapa grup yang dibuat oleh masing-masing guru mata pelajaran tertentu, seperti grup Tugas IPA, grup Tugas IPS, grup Bahasa Inggris, dan lainnya. Setiap sore atau malam hari sepulangnya dari sekolah, bisa dipastikan putri saya selalu mengecek pesan di grup-grup tersebut, sekiranya ada tugas mendadak yang diberikan guru. Dan tidak sekali dua kali saja saya membaca pesan di grup WhatsApp putri saya, guru sekolahnya memberi tugas secara mendadak. Malam hari dikerjakan, besok harus ini memang tak bisa dihindari. Keberadaan gawai membuat informasi yang disampaikan guru atau pihak sekolah bisa cepat tersampaikan secara mudah. Namun ini juga sekaligus menjadi sebuah paradoks tersendiri. Di saat orang tua sedapat mungkin membatasi penggunaan gawai oleh anak mereka, guru malah membuat anak didik mereka menjadi tergantung pada keberadaan gawai sebagai media penyambung informasi itu, penyampaian tugas sekolah atau materi pendidikan lainnya melalui gawai dan internet membuat siswa menjadi malas membaca buku, serta mengurangi daya berpikir kritis mereka. Siswa seolah merasa tanpa adanya buku, informasi dan jawaban soal-soal yang diberikan guru bisa mereka dapatkan di internet. Siswa merasa tak perlu bersusah payah belajar grammar Bahasa Inggris, karena sudah ada Google Translate. Siswa merasa tak perlu bersusah payah menghafal berbagai rumus konversi satuan karena internet sudah menyediakannya, tinggal memasukkan angka dan sim salabim, keluarlah hasil perhitungan satuan pembelajaran seperti ini seolah menafikan arti penting gerakan literasi yang digelar pihak sekolah. Sebelum pelajaran dimulai, sekolah menyediakan waktu sekitar setengah jam supaya siswa bisa membaca berbagai macam buku di sekolah. Namun, ini menjadi tidak berarti karena sepulang sekolah, siswa kembali berkutat dengan gawai beberapa kesempatan pertemuan orang tua/wali murid dengan guru, berulang kali saya menyampaikan keberatan perihal penyampaian informasi sekolah dan tugas murid yang dilakukan guru melalui aplikasi perpesanan. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
Tapiuntuk karir guru tidak cukup itu saja yang dilakukan. Guru akan mendapatkan penilaian kinerjanya yang gencar dilaksanakan di semua jenjang yakni Penilaian Kinerja Guru (PKG). Jika anda Guru tanpa Tugas tambahan cukup transfer Rp.200.000 tapi jika anda Mempunyai tugas tambahan transfer Rp. 250.000 ke BRI: 0660-01--8 an Karjono
Pendahuluan Sebagian besar dari kehidupan Presiden David O. McKay adalah menjadi seorang guru. Dia memenuhi peranannya dalam pemanggilan-pemanggilan sebagai misionari, guru sekolah, administrator, Rasul, Presiden Gereja, dan ayah. Dalam sebuah pesan yang secara khusus ditujukan kepada para pemimpin imamat, dia membagikan sebuah pengalaman yang berhubungan dengan semua yang memiliki kesempatan untuk mengajar “Suatu hari saya berkesempatan mengendarai mobil melewati ladang di kota kelahiran saya. Saya melewati dua lahan pertanian di dekat kanal pegunungan. Saya melihat salah satu ladang itu benar-benar subur tanaman gandumnya. Meskipun musim kering, hawa dingin di musim semi, dan ketidakberuntungan lainnya, si petani telah [menghasilkan] ladang yang subur. Di sebelah pagar yang lainnya terdapat ladang gandum, kalau boleh dibilang, ladang yang gagal. Saya berkata kepada orang itu, Mengapa, apa yang terjadi? Anda pasti telah menanam benih yang buruk.’ Tidak, ini benih yang sama, seperti yang ditanam tetangga saya.’ Jadi, mungkin sudah terlambat ketika ditanam, dan Anda tidak punya cukup air di tanah untuk menyuburkannya.’ Benih itu ditanam di sore yang sama ketika dia menanamnya.’ Setelah lebih lanjut menanyakan, saya mengetahui bahwa orang pertama telah membajak tanahnya di musim gugur; lalu dia menggarunya dengan hati-hati pada musim semi, dengan memberi jerami pada permukaan tanah, dan mengolah tanah seperti itu dapat menghemat kelembaban di musim dingin. Sebaliknya, tetangganya, membajak tanahnya di akhir musim semi, dengan meninggalkan tanah bajakan itu tanpa digaru sehingga kelembabannya menguap. Setelah menabur benih datang empat sampai enam minggu [musim kering], serta tidak ada kelembaban untuk menyuburkan benih itu. Orang pertama telah membuat persiapan, persiapan yang benar, dan alam memberi hasil. Orang kedua bekerja keras, tetapi persiapannya buruk; juga, dia tidak membuat persiapan yang cukup. Presiden McKay menggunakan kisah ini untuk menggambarkan pengaruh guru. Dia mengatakan, “Di taman Allah yang besar telah ditempatkan para penjaga yang disebut guru, dan mereka diminta untuk memelihara serta mengilhami anak-anak Allah. Saya berpendapat bahwa Tukang Kebun yang Hebat dalam mengawasi ladangnya dapat melihat beberapa orang yang tumbuh dalam kegiatan yang benar dan yang lain layu karena tugas yang diabaikan, lingkup kesombongan yang mengerikan, atau kehancuran karena minuman beralkohol. Mengapa? Barangkali karena si tukang kebun, para penjaga itu, tidak membuat persiapan yang cukup, atau melaksanakan tugas mereka dengan baik.”2 Baik mengacu pada orang tua, guru kelas, atau pengajar ke rumah maupun pengajar berkunjung, Presiden McKay mengabdikan banyak pelayanannya untuk menolong para anggota Gereja memahami pentingnya dan pengaruh besar dari pengajaran yang efektif. Ajaran-ajaran David O. McKay Di Gereja kita memiliki banyak kesempatan untuk mengajar orang lain dan mengembangkan kekuatan pribadi. Kita adalah Gereja para guru. Di dalam rumah Orang Suci Zaman Akhir, ayah dan ibu harus menjadi guru dalam perkataan—secara khusus diperlukan demikian berdasarkan wahyu dari Tuhan. Setiap organisasi pelengkap, setiap kuorum, dibentuk dari para pria dan wanita … yang secara umum disebut, Saya bersyukur atas keanggotaan di dalam Gereja yang agamanya mempersiapkan orang untuk berjuang melawan kekuatan dunia dan, yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dalam perjuangan ini. Salah satu kekuatan itu adalah tanggung jawab mengajar, dan kesempatan yang disediakan di Gereja ini bagi begitu banyak orang untuk berbagi tanggung jawab ini …. Dalam memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk memperoleh kemajuan yang datang kepada guru sejati, pikirkan apa yang Gereja lakukan untuk menolong pasukan guru ini sebagai individu-individu untuk menjadi kuat dalam peperangan melawan kekuatan dunia! Pertama, diembankan kepada mereka kewajiban mengajar sesama mereka melalui teladan; dan tidak ada perlindungan yang lebih baik selain yang diberikan kepada pria ataupun wanita yang jujur. Kedua, kewajiban ini mengembangkan sifat Ilahi kasih bagi sesama. Yesus mengatakan kepada salah satu Rasul-Nya, “… Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau …. Gembalakanlah domba-domba-Ku” Yohanes 2115. Kasih harus mendahului tanggung jawab menggembalakan domba-domba itu. Dan puluhan ribu guru ini harus memiliki di dalam hati mereka kasih untuk mengajar, kasih bagi sesama, dan kesediaan untuk menerima tanggung jawab ini dengan sifat Ilahi kasih. Kemudian syarat yang ketiga, yaitu kemurnian hidup. Saya tidak dapat membayangkan seseorang yang mencemari dirinya sendiri, mengajarkan kemurnian dengan berhasil kepada anak-anak lelaki. Saya tidak dapat membayangkan seseorang yang memiliki keraguan di dalam benaknya mengenai keberadaan Allah, mengajarkan tentang keberadaan Tuhan dengan sangat mengesankan kepada anak-anak lelaki serta perempuan. Dia tidak dapat melakukan itu. Jika dia bertindak secara munafik dan berusaha mengajarkan hal itu, tindakannya akan bertolak belakang dengan perkataannya—dan akan berbahaya bagi anak-anak Anda jika mereka diajar oleh guru yang memiliki keraguan. Racun akan masuk, serta secara tidak sadar mereka manjadi sakit di dalam roh, karena racun yang ada dalam diri orang yang mereka percayai perlahan-lahan tertanam di dalam jiwa mereka. Gagasan mengenai guru yang berusaha mengajar para remaja untuk beriman kepada Allah, padahal guru tersebut tidak memiliki iman kepada Allah, adalah bertentangan dengan konsistensi, juga itu tidak masuk akal. Jadi syarat ketiga adalah kemurnian hidup dan iman kepada Injil Yesus Kristus. Terakhir, kewajiban ini memberi mereka kesempatan untuk melayani sesama, dan karenanya meningkatkan pemanggilan yang telah mereka terima, serta juga membuktikan bahwa mereka adalah para murid Kristus yang Dalam pembentukan karakter dan bimbingan semasa kanak-kanak, pengaruh orang tua adalah yang terbesar, pengaruh terbesar berikutnya adalah pengaruh guru …. “Ada kemuliaan sejati di dalam jiwa pria dan wanita yang dengan sungguh-sungguh berkeinginan serta berusaha menuntun anak-anak keluar dari pengaruh yang mencemarkan menuju lingkungan dengan standar-standar yang tinggi dan upaya yang mulia.”5 Guru yang efektif mempersiapkan diri melalui belajar, beriman, dan berdoa. Kewajiban besar seorang guru ialah harus mempersiapkan diri untuk mengajar. Guru tidak dapat mengajar orang lain apa yang dia sendiri tidak ketahui. Dia tidak dapat membuat siswanya merasa apa yang dia sendiri tidak rasakan. Dia tidak dapat berusaha menuntun seorang remaja putra atau remaja putri untuk memperoleh kesaksian akan Injil Allah jika guru itu sendiri tidak memiliki kesaksian. Ada tiga hal yang seharusnya membimbing semua guru pertama, mempelajari topik pelajaran; kedua, menjadikan topik pelajaran itu sebagai bagian dari diri Anda sendiri; ketiga, berusaha menuntun para siswa Anda agar topik pelajaran itu menjadi bagian dalam diri siswa—bukan menumpahkan pelajaran tersebut kepada mereka, tetapi menuntun mereka untuk melihat apa yang Anda lihat, untuk mengetahui apa yang Anda ketahui, untuk merasakan apa yang Anda rasakan. Setiap guru harus siap dengan pelajarannya ketika dia menemui anak-anak lelaki dan perempuan di kelas; karena, ingatlah, cara Anda menyampaikan pelajaran tersebut, sikap Anda terhadap kebenaran dalam pelajaran itu sebagian besar akan menentukan sikap anak-anak lelaki serta perempuan terhadap pelajaran tersebut dan sikap mereka terhadap kegiatan Gereja secara umum. Jika Anda membiarkan mereka pergi begitu saja seusai kelas dengan perasaan di dalam jiwa muda mereka bahwa mereka tidak memperoleh apa-apa dengan datang ke kelas, maka Anda akan menemui kesulitan dalam mengajak mereka kembali ke kelas minggu berikutnya. Tetapi sebaliknya, jika Anda membuat mereka bersemangat, atau jika tidak dapat melakukan hal itu, jika Anda memberi mereka satu gagasan yang membangkitkan minat mereka, Anda akan menemukan bahwa perhatian serta keinginan mereka untuk kembali akan terlihat melalui kehadiran mereka satu minggu kemudian …. Sekadar membaca buku pegangan pelajaran sebelum mengajar tidaklah cukup. Dengan hanya berbuat demikian saya masih belum menguasai pelajaran itu, dan sampai pelajaran itu terkuasai, sampai saya merasa memiliki pesan yang harus diberikan kepada anggota kelas, saya tidak siap sebagaimana Tuhan telah meminta saya untuk mempersiapkan diri ketika Dia memanggil saya untuk menyampaikan firman-Nya. Pesan itu harus saya kuasai; apa yang ingin saya berikan kepada anak-anak lelaki serta perempuan itulah yang akan berarti ketika saya bertemu mereka. Saya dapat menguasai pelajaran dalam buku pegangan melalui belajar, beriman, serta Menyampaikan pelajaran yang dipersiapkan dengan baik adalah seperti belas kasih—itu memberkati orang yang memberi dan orang yang menerimanya. Itu berlaku dalam pengajaran maupun dalam kehidupan—“Berikan kepada dunia yang terbaik yang Anda miliki, dan sebagai imbalannya Anda akan menerima yang terbaik pula” …. … Para guru, mulailah persiapan pelajaran Anda dengan doa. Ajarkan pelajaran-pelajaran Anda dengan hati yang penuh doa. Kemudian berdoalah agar Allah mau memperkaya pesan Anda di dalam jiwa anak-anak Anda melalui pengaruh Roh Ketertiban dan kekhidmatan di kelas-kelas Gereja menolong para remaja belajar rasa hormat dan pengendalian diri. Saya percaya bahwa kedisiplinan di kelas, yang meliputi pengendalian diri, dan yang artinya tenggang rasa terhadap sesama, adalah bagian paling penting dalam pengajaran …. Pelajaran paling baik yang dapat dipelajari seorang anak adalah pengendalian diri, dan merasakan hubungannya dengan orang lain sampai pada tingkat bahwa dia harus memiliki rasa hormat terhadap perasaan-perasaan mereka …. Lingkungan yang tidak tertib, lingkungan ketika rasa ketidakhormatan ditunjukkan kepada guru dan kepada sesama siswa, adalah lingkungan yang akan menghambat sifat-sifat paling penting dalam Kelas-kelas kita kadang-kadang menjadi tempat yang gaduh. Di sinilah kita membutuhkan guru-guru yang baik. Guru yang dapat menyajikan pelajaran dengan menarik akan memiliki ketertiban yang baik, serta ketika dia menemukan siswa yang bandel, melempar-lemparkan kertas di kelas, tidak memperhatikan, bingung, saling menendang, dia mungkin tahu bahwa pelajaran itu tidak disajikan dengan benar. Barangkali bahkan tidak dipersiapkan dengan matang …. Di dalam kelas anak-anak hendaknya diajar, hendaknya bebas berdiskusi, bebas berbicara, bebas berperan serta dalam pelajaran kelas, tetapi tidak seorang pun anggota kelas yang berhak mengganggu siswa lain dengan saling mendorong atau membuat pernyataan-pernyataan lucu dan menyimpang dari topik pelajaran. Dan menurut saya di Gereja ini, dalam kuorum-kuorum imamat dan kelas-kelas serta organisasi-organisasi pelengkap, para guru serta [pemimpin] seharusnya tidak membiarkan hal itu terjadi. Ketidaktertiban merugikan anak yang membuat keonaran itu sendiri. Dia seharusnya belajar bahwa ketika dia berada bersama orang lain ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dia lakukan semaunya sendiri. Dia tidak dapat melanggar hak teman-temannya. Biarkanlah anak-anak mempelajari pelajaran ini semasa muda karena ketika mereka berada di dalam masyarakat dan berusaha melanggar hukum, mereka harus berurusan dengan polisi serta pengadilan dan barangkali menerima hukuman. Ketertiban yang baik di kelas penting untuk menanamkan di dalam hati dan kehidupan para remaja putra serta remaja putri asas-asas pengendalian diri. Mereka ingin berbicara dan mereka ingin berbisik-bisik, tetapi mereka tidak dapat melakukannya karena itu akan mengganggu orang lain. Pelajarilah kekuatan serta pelajaran pengendalian Sekolah Minggu menantikan saat ketika di setiap kelas dalam Sekolah Minggu asas-asas ketepatan waktu, kesopanan, pengendalian diri, rasa hormat terhadap mereka yang berwenang, kerajinan, kecekatan, dan, terutama, kekhidmatan dan peribadatan, akan … [memenuhi] suasana Dalam usaha kita untuk mengajarkan kebenaran, Yesus Kristus adalah Teladan besar kita. Dalam sosok yang sesungguhnya, dalam karakter yang sebenarnya, Kristus sungguh luar biasa. Kepribadian yang saya maksud adalah semuanya yang dapat dimasukkan dalam pembentukan pribadi. Kepribadian adalah karunia dari Allah. Kepribadian sesungguhnya adalah mutiara yang sangat berharga, sebuah berkat kekal. Rekan-rekan guru, Anda dan saya tidak dapat berharap untuk memancarkan, bahkan sampai tingkat sekecil apa pun, kepribadian Guru besar kita, Yesus Kristus. Kepribadian setiap orang tidak seberapa dibandingkan dengan kepribadian Juruselamat; tetapi, meskipun itu tidak seberapa kekuatannya, kepribadian setiap guru hendaknya sama dengan kepribadian Juruselamat. Dalam hal yang menyangkut karakter, setiap guru mungkin memiliki keunggulan dan daya tarik tersendiri sehingga akan membawa dampak dengan cara yang luar biasa terhadap mereka yang akan dia ajar. Tetapi terlepas betapa pun menarik kepribadian seorang guru bagi anggota kelas, guru itu akan gagal dalam pekerjaannya jika dia mengarahkan kasih anak hanya dengan mengandalkan kepribadian guru saja. Adalah tugas guru mengajar anak untuk mengasihi—bukan hanya mengasihi guru, tetapi juga kebenaran. Di mana saja, selalu kita menemukan bahwa Kristus melupakan diri-Nya untuk melakukan kehendak Bapa-Nya; demikian juga guru, sejauh itu menyangkut kepribadiannya, dia hendaknya melupakan dirinya demi kebenaran yang ingin dia Guru harus mengenal siapa yang dia ajar, agar dapat membedakan, setidaknya pada suatu tingkat, mengenai mentalitas dan kemampuan para anggota kelasnya. Dia hendaknya dapat membaca sorot wajah dan tanggap terhadap sikap mental dan rohani mereka yang sedang dia ajar. Sang Guru Besar memiliki kekuatan membedakan ini dengan sempurna. Dia dapat membaca pikiran yang tersembunyi serta menafsirkan setiap perasaan orang yang Dia ajar. Dalam memperoleh kekuatan ini guru yang sungguh-sungguh dapat mengembangkan kemampuan Juruselamat ini hanya sebagian. Terlalu sedikit guru yang mengembangkan karunia ini, bahkan sampai tingkat tertentu; meskipun demikian setiap guru memiliki tanggung jawab untuk menentukan bagaimana sebaiknya mendekati anggota kelas sehingga membangkitkan daya tarik yang Gunakan hal-hal yang ada di sekitar Anda. Perlihatkan teladan sang Guru Besar yang duduk bersama para murid-Nya dan memperhatikan para petani yang sedang menabur benih mereka pada musim semi. Dia mengatakan, “Sebagian jatuh di tanah yang baik, sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu” [lihat Markus 43–8]. Di situ ada sebuah pelajaran tentang kehidupan. Perempuan dari Samaria yang datang untuk memuaskan dahaganya di sumur adalah contoh lainnya. Yesus mengatakan kepadanya bahwa air yang akan Dia berikan kepadanya akan menjadi sumber air yang mengalir sampai kepada kehidupan kekal [lihat Yohanes 414]. Kumpulkan itu sebagai pengalaman, dan kemudian ilustrasikan setiap pokok. Menurut saya itu pelajaran bagi setiap guru—Anda yang memiliki pelajaran untuk dipersiapkan—bukan sebuah ceramah, melainkan sebuah Para hamba Kristus yang layak, adalah Anda! Para guru! Pengikut sang Guru sejati, Teladan besar semua orang! Majulah dalam pekerjaan mulia Anda! Tidak ada pekerjaan yang lebih besar; tidak ada pekerjaan yang lebih bajik! Pekerjaan Anda adalah sukacita yang dijanjikan oleh Saran Belajar dan Pembahasan Apakah tanggung jawab guru? lihat hlm. 226–228. Mengapa penting bahwa guru Injil memiliki kesaksian pribadi? Apakah berkat-berkat yang telah Anda terima setelah Anda mengajarkan Injil? Bagaimanakah kehidupan Anda telah diberkati atau diubah melalui para guru yang setia dan efektif? Dengan cara-cara apakah pelajaran yang dipersiapkan dengan baik mempengaruhi guru dan siswa? lihat hlm. 227–228. Apakah beberapa cara yang dapat dipersiapkan para guru? lihat hlm. 227–228. Apakah sumber-sumber yang tersedia di Gereja untuk pengembangan pengajaran? Apakah yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan ketertiban dan rasa hormat di kelas-kelas Gereja? lihat hlm. 229–230. Bagaimanakah para remaja memperoleh manfaat apabila tercipta ketertiban di kelas? Apakah yang dapat orang tua lakukan untuk mendukung guru dalam upaya mereka untuk menjaga ketertiban kelas? Apakah perbedaan antara “mengajarkan pelajaran” dengan mengajar orang? Bagaimanakah Juruselamat mencontohkan keterampilan ini? Apa lagi yang dapat kita pelajari dari teladan Yesus Kristus sebagai sang Guru Sejati? lihat hlm. 230–232. Apakah yang guru dapat lakukan untuk memastikan bahwa anggota kelas mengasihi “bukan hanya guru, tetapi juga kebenaran yang diajarkan”? Bagaimanakah kita dapat menggunakan nasihat Presiden McKay untuk meningkatkan pengajaran di rumah kita? Apakah cara-cara yang telah Anda temukan untuk mengajar anak-anak Anda dengan efektif? Tulisan Suci Terkait Yohanes 2115–17; 3 Nefi 2721; A&P 1121; 4214; 8877–80, 118; 1328 Bagibeberapa orang sampai 3 tahun lamanya mengikuti pengajaran tersebut baru di manfaatnya untuk pribadi, keluarga dan jemaat itu sendiri kemudian hari. Guru martin menanam metode bukan dari kebiasaan menulis alfabeta a, b,c,d, dst, tetapi mengajarkan huruf - huruf tersebut dari suara yang dibunyikan oleh murid - murid

Apakah Bapak dan Ibu guru sedang mencari alternatif PR untuk siswa? Beberapa rekomendasi alternatif PR ini mungkin bisa menjadi referensi Bapak dan Ibu guru. Pekerjaan Rumah atau sering disingkat PR adalah pemberian tugas dari guru kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. Tujuannya adalah agar siswa bisa mempraktekan dan mengasah pemahamannya terhadap suatu materi pelajaran tanpa terbatas pada waktu dan tempat saja. Selain memberikan siswa soal-soal latihan, Bapak dan Ibu guru bisa memberikan alternatif PR untuk siswa yang lain. Yuk, simak alternatif PR-nya serta informasi lain mengenai tujuan dan manfaat PR untuk siswa berikut ini. Pengertian Pekerjaan Rumah PR Pekerjaan Rumah atau PR adalah tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, baik sendiri ataupun secara berkelompok untuk memperkuat pemahaman siswa. PR juga bisa diartikan sebagai pemberian tugas tertentu oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan di rumah atau di mana saja asalkan tugas tersebut diselesaikan tepat waktu. Tugas yang telah diselesaikan tersebut selanjutnya akan dikumpulkan kepada guru sesuai batas waktu yang telah disepakati antara guru dan siswa. Pemberian PR kepada siswa ini hampir diterapkan di semua jenjang pendidikan di Indonesia. Biasanya, PR yang diberikan berupa soal-soal latihan yang ada di buku paket. Namun, sekarang ini sudah ada berbagai macam tugas lain yang bisa dijadikan referensi PR untuk siswa. Tujuan Pemberian PR PR diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap suatu materi yang baru saja dipelajari. Selain itu, pemberian PR oleh guru kepada siswa juga memiliki tujuan lainnya, antara lain Membangun rasa tanggung jawab dan disiplin siswa. Mengasah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah sendiri. Melatih kemampuan mengatur siswa. Memberi siswa kesempatan untuk berlatih dan meningkatkan keterampilan mereka. Meningkatkan kebiasaan belajar yang baik Mengurangi waktu siswa bermain gadget Mendorong komunikasi antara guru dan siswa Membangun persaingan yang sehat diantara siswa Alternatif PR untuk Siswa Dulu, PR yang diberikan kepada siswanya biasanya berbentuk soal-soal latihan yang harus diselesaikan di rumah. Nah, sekarang, ada berbagai bentuk PR yang bisa diberikan oleh guru kepada siswa. Jadi, tidak hanya berbentuk soal-soal latihan saja. Meskipun demikian, Kemendikbud mengimbau guru-guru untuk tidak memberikan PR yang dapat membebani siswa. Hal ini dapat membuat siswa stres dan menyita waktu mereka untuk istirahat, serta bercengkrama dengan keluarga. Agar siswa semakin semangat belajar sekaligus bisa meningkatkan kemampuan mereka, beberapa alternatif PR untuk siswa ini mungkin bisa menjadi referensi Bapak dan Ibu guru. 1. Project based learning Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan untuk dapat memperdalam pengetahuannya melalui kegiatan mengerjakan suatu proyek atau investigasi mendalam. Pengerjaan proyek dalam model pembelajaran ini dapat guru jadikan sebagai pengganti PR sehingga menjadi lebih menarik bagi siswa. Tak hanya menarik saja, tapi memberikan siswa PR dalam bentuk pengerjaan proyek juga dapat mengasah kemampuan mereka dalam berpikir kritis, menyelesaikan permasalahan secara sistematis, serta mendorong siswa untuk menjadi individu yang disiplin dan bertanggung jawab. 2. Kegiatan sosial Selain project based learning, kegiatan sosial juga bisa menjadi alternatif PR untuk siswa yang bisa Bapak dan Ibu guru berikan. Bapak dan Ibu guru bisa merancang proyek yang membuat siswa terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal mereka. Nantinya, Bapak dan Ibu guru bisa memberikan setiap siswa kartu berisi satu kegiatan sosial, seperti membantu tetangga, membantu orang tua di rumah, mewawancarai lansia, dan sebagainya. Setiap siswa akan memilih secara acak proyek yang dikerjakan selama seminggu atau sebulan. Namun, sesuaikan tingkat kerumitan atau kesulitan kegiatan sosial yang diberikan dengan jenjang pendidikan siswa. Melalui kegiatan pengganti Pekerjaan Rumah PR ini, siswa tidak hanya mendapatkan nilai saja, tapi juga pengalaman dan pendidikan karakter yang tentunya akan sangat bermanfaat untuk mereka di kemudian hari. Siswa akan memiliki rasa empati, tanggung jawab, dan rendah hati yang lebih tinggi. 3. Membaca bebas Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat literasi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, mulai dari belum dibangunnya kebiasaan membaca di masyarakat hingga penggunaan teknologi yang lebih canggih. Padahal, membaca adalah salah satu hal yang penting. Di Kurikulum Merdeka ini, literasi menjadi fokus utama kurikulum baru ini. Sayangnya, minat siswa dalam membaca masih terbilang rendah. Untuk meningkatkan literasi di kalangan siswa, Bapak dan Ibu guru bisa memberikan mereka tugas membaca bebas di rumah sebagai alternatif PR untuk siswa. Tugas ini dilakukan dengan cara membebaskan siswa membaca buku apapun yang mereka inginkan di rumah selama 15 menit atau lebih setiap harinya, bisa pagi, siang, ataupun malam. Setelah itu, mintalah siswa untuk menuliskan isi dari buku yang sudah selesai dibaca dalam satu paragraf. Nah, agar tugas membaca bebas ini bisa terlaksana dengan baik, Bapak dan Ibu guru bisa bekerja sama dengan orang tua untuk mengawasi mereka selama melaksanakan tugas tersebut. Tugas membaca bebas ini tidak hanya meningkatkan literasi di kalangan siswa saja, tapi juga dapat menambah wawasan siswa dan memberikan mereka sudut pandang yang baru terhadap suatu hal. 4. Eksplorasi dan observasi Alternatif PR untuk siswa lainnya adalah melalui kegiatan eksplorasi dan observasi. Kegiatan ini dapat dilakukan di luar sekolah sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mengamati aktivitas yang terjadi di luar sekolah sesuai minat mereka. Kegiatan eksplorasi dan observasi ini bisa dilakukan di perpustakaan kota, museum, pasar tradisional, alun-alun kota, pusat perbelanjaan, tempat tinggal siswa, ataupun tempat lainnya. Berikan siswa panduan apa saja yang harus mereka lakukan. Setelah melakukan kegiatan eksplorasi dan observasi, selanjutnya mintalah siswa untuk membuat laporan hasil pengamatannya untuk dijadikan bahan diskusi dan presentasi di kelas. Kegiatan eksplorasi dan observasi juga bisa menjadi salah satu cara Bapak dan Ibu guru memberikan pendidikan karakter pada siswa. 5. Membuat kreasi Selain kegiatan eksplorasi dan observasi, membuat kreasi juga bisa menjadi alternatif PR untuk siswa. Kreasi yang dibuat bisa berupa pemanfaatan barang-barang bekas menjadi barang bernilai ekonomis, membuat sebuah karya seni, dan eksperimen sains sederhana. Kegiatan membuat kreasi ini tidak hanya membuat tugas sekolah menjadi lebih menyenangkan saja, tapi juga dapat melatih keterampilan motorik mereka, menambah keterampilan siswa, dan meningkatkan kreativitas siswa. Nah, itu dia beberapa alternatif PR untuk siswa yang bisa menjadi referensi Bapak dan Ibu guru. Jangan lupa untuk menyesuaikan tingkat kesulitan atau kerumitan tugas dengan kemampuan serta jenjang pendidikan siswa agar kegiatan ini menjadi lebih menyenangkan. Sampai jumpa di pembahasan Quipper Blog selanjutnya, ya! Sumber Fosburit. Diakses pada 15 Mei 2023 College Reality Check. Diakses pada 15 Mei 2023 Kemendikbud. Diakses pada 15 Mei 2023

Berartipanjang rusuknya 15 sentimeter Pak guru memberi kita tugas untuk from AA 1
Ada seorang tokoh agama dari kalangan orang Farisi yang bernama Nikodemus. Pada suatu malam ia datang kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru, kami tahu Bapak diutus Allah. Sebab tak seorang pun dapat membuat keajaiban seperti yang Bapak buat, kalau Allah tidak menyertai dia.” Yesus menjawab, “Percayalah, tak seorang pun dapat menjadi anggota umat Allah, kalau ia tidak dilahirkan kembali.” “Masakan orang dewasa dapat lahir kembali?” kata Nikodemus kepada Yesus. “Mungkinkah ia masuk kembali ke dalam kandungan ibunya dan dilahirkan lagi?” Yesus menjawab, “Sungguh benar kata-Ku ini kalau orang tidak dilahirkan dari air dan dari Roh Allah, orang itu tak dapat menjadi anggota umat Allah. Manusia secara jasmani dilahirkan oleh orang tua, tetapi secara rohani dilahirkan oleh Roh Allah. Jangan heran kalau Aku mengatakan kamu semua harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau; kita mendengar bunyinya, tetapi tidak tahu dari mana datangnya dan ke mana perginya. Begitu juga dengan orang yang dilahirkan oleh Roh Allah.” “Bagaimana itu dapat terjadi?” tanya Nikodemus. Yesus menjawab, “Engkau guru di Israel; masakan engkau tidak tahu? Percayalah kami bicara hanya tentang apa yang kami ketahui, dan kami memberi kesaksian hanya tentang apa yang sudah kami lihat; tetapi kalian tidak mau menerima kesaksian kami. Kalian tidak percaya kalau Aku menceritakan kepadamu mengenai hal-hal dari dunia ini; bagaimana kalian dapat percaya, kalau Aku menceritakan kepadamu hal-hal mengenai surga? Tak seorang pun pernah naik ke surga, selain Dia yang turun ke dunia, yaitu Anak Manusia. Sama seperti Musa menaikkan ular tembaga pada sebatang kayu di padang gurun, begitu juga Anak Manusia harus dinaikkan, supaya semua orang yang percaya kepada-Nya mendapat hidup sejati dan kekal.” Karena Allah begitu mengasihi manusia di dunia ini, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan mendapat hidup sejati dan kekal. Sebab Allah mengirim Anak-Nya bukan untuk menghakimi dunia ini, tetapi untuk menyelamatkannya. Orang yang percaya kepada-Nya tidak dihukum. Tetapi orang yang tidak percaya sudah dihukum oleh Allah, karena ia tidak percaya kepada Anak Allah yang tunggal. Ia dituntut berdasarkan hal ini Terang itu sudah datang ke dunia, tetapi manusia lebih menyukai gelap daripada terang, sebab perbuatan mereka jahat. Setiap orang yang berbuat jahat, benci kepada terang; ia tidak mau datang kepada terang, supaya perbuatannya yang jahat jangan kelihatan. Tetapi orang yang melakukan kehendak Allah, datang kepada terang supaya menjadi nyata bahwa apa yang dilakukannya itu adalah menurut kehendak Allah. 8cara untuk membantu Anda menyelesaikan apa yang Anda mulai. 1. BUAT RENCANA. Setiap pekerjaan besar dapat terlihat sebagai serangkaian tugas yang kecil, dan jadwal produksi, kerangka kerja atau
pak agus adalah seorang guru, beliau mengajar materi pertanian, suatu hari pak agus mengajak siswanya untuk ke sebuah kebun pertanian,di kebun tersebut terdapat alat dan bibit pertanian, analisis kasus ini menurut pendpaat siapakah​ JawabanPihak ketigaPenjelasankarena pemaparan terhadap pak agus dan pandangan yang seolah mengetahui semua yang terjadi
Sejaksaat itu, mereka tidak pernah bertemu dan tidak pernah berkomunikasi lagi. Terputusnya hubungan pertemanan mereka itu, saat usia Bapak saya masih sekitar 18 tahunan, dan sampai 2021 kemarin, usia Bapak saya sudah 50 tahun. Artinya, 32 tahun mereka tidak pernah komunikasi. Dan selama itu pula Bapak saya menyimpan rasa rindu kepada temannya.
BLOG - 11 May 2021 Selain mendidik siswa, kewajiban yang dilakukan seorang guru adalah memberikan tugas. Adanya pemberian tugas ini bertujuan agar motivasi belajar siswa semakin meningkat bukan hanya di sekolah namun juga saat di rumah. Sering kali tugas sekolah masuk dalam metode pembelajaran karena diyakini sebagai tips mengajar efektif untuk Bapak/Ibu guru. Melalui tugas yang Bapak/Ibu guru berikan, siswa dapat menjadi lebih disiplin untuk belajar secara mandiri. Namun, apakah tugas yang diberikan tersebut dapat memberikan dampak positif untuk siswa? Menjelang masa-masa ujian seperti ini, masih banyak siswa yang mengeluh tugas sekolahnya terlalu banyak sehingga tidak bisa meluangkan waktu belajar untuk ujian. Tugas siswa di sekolah yang terlalu menumpuk juga berpotensi menambah tekanan dan kelelahan fisik mereka. Tips mengajar efektif dalam hal pemberian tugas ke siswa Sebagai solusinya, ada baiknya jika Bapak/Ibu guru menemukan tips mengajar efektif dalam hal pemberian tugas. Pada kesempatan ini BPK PENABUR akan merangkum beberapa tips mengajar yang bisa Bapak/Ibu petimbangkan sebelum memberikan tugas ke siswa. Apa saja kah itu? Mari simak selengkapnya. Kemampuan murid Cara guru memberikan tugas kepada siswa harus selalu dititikberatkan pada anak didik yang bersangkutan. Sebelum memberikan tugas, guru harus mengetahui apakah siswa bisa menyelesaikannya? Tolak ukur pertama yaitu dari kemampuan akademiknya, lalu yang kedua dari kekuatan fisiknya. Melalui pertimbangan tersebut, Bapak/Ibu bisa mendapatkan ukuran level kesulitan dan jumlah tugas yang pas diberikan kepada siwa. Hingga akhirnya, siswa pun mampu menyelesaikan tugas tanpa kendala yang berarti. Jangan sampai siswa merasa kemampuan akademiknya mampu, namun ternyata kondisi fisiknya sudah kelelahan disebabkan jumlah tugas yang banyak. Apabila dipaksakan mengerjakan tugas dalam situasi semacam itu, bukan tidak mungkin psikologis siswa akan terganggu. Psikologi siswa yang terganggu bisa berpotensi menimbulkan rasa tidak suka terhadap pemberian tugas dan munculnya hasrat ingin membangkang. Tugas yang diberikan harus proporsional Selanjutnya tips mengajar efektif dalam hal pemberian tugas adalah dengan mengukur tingkat proporsional tugas yang diberikan. Bapak/Ibu wajib mengetahui ukuran tingkat kesulitan tugas dan perkiraan waktu penyelesaian. Jangan sampai sewenang - wenang memberikan waktu penyelesaian singkat untuk tugas yang sulit. Walaupun terpaksa memberikan tugas yang sulit dalam deadline pengerjaan yang singkat, Bapak/Ibu harus memberikan alasan yang jelas kepada murid. Sebenarnya, tujuan pemberian tugas untuk memotivasi belajar siswa, bukan malah membebani. Apabila mereka tidak mampu mengerjakan tugas sulit dalam waktu singkat, yang ada justru tidak semangat atau bahkan mencari jalan pintas dengan cara menyontek teman. Bapak/Ibu pasti tak mau hal itu terjadi bukan? Maka dari itu, berikan tugas yang proporsional sesuai kapabilitas murid. Hindari tugas yang monoton Selain hal di atas, variasi tugas juga menjadi hal yang harus dipertimbangkan oleh Bapak/Ibu. Hindari pemberian tugas yang monoton setiap harinya karena hal itu hanya membuat siswa jenuh dan cepat bosan. Seperti yang kita ketahui generasi muda saat ini sangat menyukai tantangan dan mengeksplorasi hal-hal baru. Untuk menyesuaikan dengan karakteristik murid, carilah tugas-tugas yang variatif, namun tetap mengedukasi dan menghibur. Contohnya jika tadinya tugas siswa di sekolah hanya berupa merangkum dan mengerjakan tugas di buku, maka bisa diganti dengan tugas resensi film atau novel, memperbanyak tugas kelompok atau tugas yang sifatnya praktik, dan lain-lain. Tugas yang bervariatif pasti jauh lebih menarik dan membuat murid semangat belajar. Memberikan petunjuk penyelesaian tugas Terkadang, masih banyak siswa yang merasa kesulitan memahami tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu. Apabila persoalan seperti ini kerap terjadi, maka tugas Bapak/Ibu adalah memberikan petunjuk dan arahan terkait tugas tersebut. pastikan petunjuk penyelesaian tugas disampaikan bersamaan dengan tugas diberikan. Jika perlu, bukalah sesi pertanyaan untuk siswa yang belum paham mengenai tugasnya. Intinya Bapak/Ibu guru harus memastikan murid mengerti sepenuhnya kewajiban mereka. Ketika murid sudah memahami apa yang wajib ia kerjakan, murid jadi bisa belajar lebih efektif dan tepat. Selain itu, ada baiknya Bapak/Ibu guru menjelaskan manfaat dan tujuan dari tugas yang diberikan. Contohnya, Bapak/Ibu guru memberikan tugas membaca dalam waktu singkat dan mencari gagasannya, tujuannya agar murid mengasah kemampuan teknik membaca skimming dan scanning. Atau contoh lainnya, Bapak/Ibu guru memberikan tugas membuat mind mapping supaya murid lebih mudah mengingat dan memahami materi yang telah dipelajari. Perhatikan jadwal kegiatan belajar Tips mengajar efektif dalam hal pemberian tugas yang terakhir adalah menyesuaikan tugas dengan kalender pendidikan. Ketika menjelang masa-masa ujian, sebaiknya jangan memberikan tugas terlalu banyak karena akan menjadi beban untuk siswa. Bukannya belajar untuk persiapan ujian, yang ada waktu belajar siswa akan tersita hanya untuk mengerjakan tugas dari Bapak/Ibu guru. Jika pun hendak memberikan tugas, sebaiknya berikan tugas yang relevan dengan persiapan ujian. Misalnya, untuk persiapan ujian maka berikan tugas sesuai dengan materi yang akan keluar saat ujian. Alternatif seperti ini bisa membuat siswa mengerjakan tugas sekaligus belajar ujian. Baca Juga 5 Tips Dalam Membantu Anak Agar Sukses di Sekolah Menengah Pertama Demikianlah beberapa tips mengajar yang efektif, terutama dalam pemberian tugas. Seperti BPK PENABUR, salah satu sekolah terbaik yang senantiasa menerapkan pembelajaran yang efektif sehingga baik nilai akademis maupun non akademis menjadi prioritas utama dalam sekolah.
qRRV5OW.
  • yxgkca7j4z.pages.dev/228
  • yxgkca7j4z.pages.dev/378
  • yxgkca7j4z.pages.dev/471
  • yxgkca7j4z.pages.dev/228
  • yxgkca7j4z.pages.dev/548
  • yxgkca7j4z.pages.dev/250
  • yxgkca7j4z.pages.dev/27
  • yxgkca7j4z.pages.dev/75
  • bapak guru memberi tugas untuk jonas hari itu